Widiastuti, Eka (2019) Asuhan Keperawatan Pemberian Terapi Relaksasi Nafas Dalam Pada Pasien Resiko Perilaku Kekerasan di PPLSU Dewanta RSPDM “Martani” Cilacap. Diploma thesis, Akademi Keperawatan Yakpermas Banyumas.
Text
ABSTRAK EKA WIDIASTUTI.docx - Published Version Download (18kB) |
Abstract
Gangguan jiwa adalah gejala-gejala patologik dominan berasal dari unsur psikologis. Hal ini tidak berarti bahwa unsur yang lain tidak terganggu. menurut Depkes RI tahun 2008, di propinsi Jawa Tengah menduduki peringkat kedua jumlah penduduk dengan gangguan jiwa berat dengan prevalensi sebesar 3,3 permil, yang artinya ada sekitar 3 penduduk dari 1000 penduduk Jawa Tengah menderita gangguan jiwa berat (Nuraenah, 2012). Penyebab gangguan jiwa yang dapat menimbulkan risiko perilaku kekerasan salah satunya adalah agresi. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan emosi yang merupakan campuran frustasi dan benci atau marah (Yosep, 2013). Relaksasi nafas dalam dipercaya dapat menurunkan ketegangan dan memberikan ketenangan.
Tujuan: Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah membahas pemberian terapi relaksasi nafas dalam untuk mengontrol perilaku kekerasan pada pasien resiko perilaku kekerasan.
Hasil: Hasil penelitian yang dilakukan selama 4 hari didapatkan hasil yaitu pasien I dari hasil rentan respon marah setelah pasien dilatih relaksasi nafas dalam pasien sudah mulai ada perubahan dari pasis menjadi asertif. Sedangkan pasien II sudah ada perubahan dari agresif, pasif, kemudian dihari ke 4 respon pasien sudaha terlihat asertif walau respon pasien masih ada yang agresif karena pasien II mengalami halusinasi pendengaran sehingga masih rentan terjadinya resiko perilaku kekerasan.
Kesimpulan: Terapi relaksasi nafas dalam dilakukan selam 4 kali pertemuan adalah pasien I sudah mampu mengontrol perilaku kekerasannya, pasien mampu mempertahankan kontak mata, suara sedang, pasien mampu mempraktekannya dan menerapkannya dengan baik, sikap pasien tenang, dan pasien tampak lebih rileks. Sedangkan pada pasien II sudah mampu mengontrol perilaku kekerasannya, Pasien kooperatif dan pasien mau mempraktekannya, mempertahankan konsentrasi, saat interaksi kontak masih tajam, suara sedang dan cepat, sikap tenang, pasien sudah tidak gelisah, pasien tampak rileks. Namun pasien II masih beresiko perilaku kekerasan karena pasien kadang-kadang masih suka mendengarkan bisikan dan suka bicara sendiri walaupun tidak sering.
Kata kunci : Resiko perilaku kekerasan, Terapi relaksasi nafas dalam.
Item Type: | Thesis (Diploma) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
|||||||||
Uncontrolled Keywords: | Resiko perilaku kekerasan, Terapi relaksasi nafas dalam. | |||||||||
Subjects: | R Medicine > RT Nursing | |||||||||
Divisions: | Program Studi > D3 Keperawatan | |||||||||
Depositing User: | Admin Repositori | |||||||||
Date Deposited: | 31 Aug 2020 03:21 | |||||||||
Last Modified: | 31 Aug 2020 03:21 | |||||||||
URI: | http://repository.politeknikyakpermas.ac.id/id/eprint/64 |
Actions (login required)
View Item |